Pages

Sabtu, 28 Desember 2013

IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON

I.          TUJUAN
1.      Mempelajari sifat – sifat kimia aldehida dan keton
2.      Mempelajari tes untuk membedakan aldehid dan keton

II.       DASAR TEORI

  Aldehid memiliki rumus molekul RCHO merupakan suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hydrogen. Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi darai alcohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin kompleks seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat berubah alcohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat.
Karbon dan oksigen pada gugus karbonil berbagi dua pasang electron, namun pembagiannya tidak seimbang. Negatifitas oksigen lebih besar untuk mengikat pasangan electron, sehingga kerapatan electron pada oksigen lebih besar dari pada karbon. Karbon lebih brmuatan positif sedangkan oksigen lebih bermuatan negative. Umumnya aldehid berfase cair, kecuali fomaldehida yang berfase gas. Aldehid suku rendah mempunyai bau yang menyengat, sedangkan aldehid suku tinggi yang mempunyai bau yang enak digunakan untuk parfum dan aroma tambahan.
                              1.   Oksidasi dengan KMnO4 (oksidator Kuat)
Aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4.        Tes positif jika ion MnO4- 9warna ungu) berubah menjadi endapan MnO2 (warna cokelat).

      5 R-CHO + 2 KMnO4 (ungu) + H2SO4 à 5 R-COOH + MnO2 (coklat) + MnSO4 + H2O
2.       Tes Tollens
     Aldehida dengan pereaksi Tollens (oksidator lemah) dioksidasi menjadi asam karboksilat,     yang  ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
R-CHO + 2 Ag(NH3)2OH à 2 Ag (cermin perak) + R-COO- NH4+ + 3 NH3 + H2O

3.       Tes Benedict
Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict (kompleks ion    Cu (II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu (II) direduksi menjadi Cu2O (endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatic dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.

           R-CHO + 2 Cu2+ (biru) + 5 OH- à R-COO- + Cu2O (merah bata)+ 3 H2O

4.   Tes Fehling
Pereaksi fehling merupakan kompleks ion Cu (II) tartrat dalam larutan asam. Ion Cu (II)     direaksi menjadi Cu2) (endapan merah bata)
   R-CHO + Cu2+ (biru) à R-COO- + Cu2O (merah bata)

          5.       Tes Iodoform
Metil keton menghasilkan endapan berwarna kuning iodoform jika direaksikan    denganiodine dalam larutan NaOH.

III.             ALAT DAN BAHAN
A.            Alat
1.      Tabung Reaksi
2.      Pipet tetes
3.      Rak Tabung
4.      Gelas piala
5.      Penangas
6.      Thermometer
B.      Bahan
1.  KMnO4
2. Benzaldehid
3. Formaldehid
4. Aseton
Pereaksi tolens
Tolens  A : 3g AgNO3 dalam 30mL aquades
Tolens  B :  3g NaOH dalam 30mL aquades
      5. Glukosa
6.  Pereaksi Benedict
7. Fehling A
    Fehling B
8. NaOH 5 %  
IV.              PROSEDUR KERJA
a.       Oksidasi dengan KMnO4




b.      Uji Tollens




c.       Tes Benedict


d.      Tes Fehling


V.                 HASIL PENGAMATAN

a.       Oksidasi dengan KMnO4
Reagen
Ket
-
Aseton
Tidak terjadi perubahan
+
Benzaldehid
Larutan berwarna coklat dan berminyak

Formaldehid
Larutan berwarna coklat kemerahan
+

b.      Uji Tollens
Reagen
Sebelum pemanasan
Setelah Pemanasan
Formaldehid
          ↓abu-abu
↓ berkurang
Aseton
↓ berkurang
↓ hitam
Benzaldehid
Terbentuk cermin perak
Tidak terjadi perubahan


c.       Tes Benedict
Reagen
Sebelum Pemanasan
Setelah Pemanasan
Formaldehid
Hijau, lama kelamaan larutan menjadi biru
-
Aseton
Larutan berwarna biru muda dan ↓ amorf
Terbentuk dua lapisan
Benzildehid
Larutan berwarna biru muda dan berbuih
-
Glukosa
↓ putih
-

d.      Tes Fehling
Sampel

Formaldehid
Larutan warna Biru tua
Aseton
Larutan warna Biru tua
Benzaldehid
Larutan berwarna biru tua
Glukosan
↓ merah bata, larutan biru tua

VI.              PEMBAHASAN

Perlakuan pertama yaitu oksidasi dengan KMnO4 . Sampel yang digunakan adalah formaldehid, benzaldehid dan aseton. Pada percobaan ini senyawa yang termasuk gugus aldehid akan memberikan  hasil  positif yang ditandai dengan menghasilkan endapan coklat karena aldehid ini merupakan senyawa yang mudah teroksidasi. Pada reaksi antara KMnO4 dengan formaldehid hasilnya positif direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan endapan coklat MnO2 Larutan berwarna coklat kemerahan ( warna betadine ). Hasil oksidasi aldehid dengan KMnO4 ini merubah aldehid menjadi asam karboksilat. Pada benzaldehida hasilnya positif direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan endapan coklat MnO2 larutan berwarna coklat kemerahan (warna betadine ). Sedangkan pada aseton menghasilkan hasil yang negaif, karena aseton  bukan termasuk kedalam senyawa aldehid, tetapi ia senyawa keton.
Selanjutnya, pengujian dengan Tollens. Percobaan uji tollens atau cermin perak digunakan untuk dapat atau tidaknya keton dan aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat. Untuk dietil eter terdapat endapan berwarna abu-abu, sikloheksanon terdapat warna endapan coklat, dan di permukaan terdapat endapan, sedangkan pada formaldehid terdapat endapan berwarna abu-abu tua dan di atas endapan terdapat larutan yang berwarna bening. Hal ini membuktikan bahwa pada dietil eter dan formaldehid (+) menjadi cermin perak karena terdapat endapan logam, ini terjadi karena Ag+ yang ada tereduksi dan Ag+ inilah yang bertindak sebagai oksidator. Hal ini menunjukkan bahwa aldehid lebih mudah teroksidasi daripada keton. Reaksi cermin perak pada formaldehid dapat ditulis sebagai berikut
2AgNO3+2NaOH→Ag2O+H2O+2NaNO3                                                     ......,…(2)            Ag2O+4NH3+H2O→2Ag(NH3)2+2OH-                                       . . . . . (3)
CH2O+2Ag(NH3)2+3OH-→H-C-O-NH4+2Ag↓+3H2ONH3↑         . . .  . (4    
  ║ 
O
Berarti untuk uji tollens aldehid bereaksi (+) dan keton (-).
Pada pengujian Benedict, Hasil yang diperolaeh adalah formaldehid bereaksi dengan benedict membentuk asam karboksilat dan terdapat endapan CuO berwarna merah bata, sedangkan pada aseton dan sikloheksanon tidak terjadi perubahan/ reaksi hal ini dikarenakan Reagen benedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton seperti halnya reagen Tollens.
Kemudian pada langkah terakhir yaitu pengujian reaksi formaldehid, aseton dan benzildehid dengan reagen fehling berwarna biru tua, hasilnya sama seperti pada pengujian dengan reagen benedict, karena reagen benedict dan fehling sama-sama mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton.
VII.            KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan :
-  Senyawa aldehid sangat mudah teroksidasi sedangkan senyawa keton tidak
- Senyawa yang mempunyai gugus keton: Aseton
- Senyawa yang mempunyai gugus aldehid: Benzaldehid, formaldehid
- Glukosa mengandung gula pereduksi, sedangkan formaldehid, aseton dan benzaldehid tidak mengandung gula pereduksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About