Percobaan 8
I. Tujuan :
1. Membuat sabun secara sederhana.
2. Mempelajari sifat-sifat sabun.
II. Latar Belakang :
Sabun adalah garam natrium atau kalium dari asam lemak berantai panjang. Asam lemak biasanya terdiri dari 12 hingga 18 karbon. Sabun padat merupakan natrium dari asam lemak, sedangkan sabun cair merupakan garam kalium dari asam lemak.
Trigliserida terdiri dari tiga gugus asam lemak yang terikat pada gugus gliserol. Asam lemak terdiri dari rantai karbon panjang yang berakhir dengan gugus asam karboksilat pada ujungnya. Gugus asam karboksilat terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan dengan dua buah atom oksigen. Satu ikatannya terdiri dari ikatan rangkap dua dan satunya merupakan ikatan tunggal. Setiap atom karbon memiliki gugus asam karboksilat yang melekat, maka dinamakan “tri-gliserida”.
Apabila trigliserida direaksikan dengan alkali (sodium hidroksida atau kalium hidroksida), maka ikatan antara atom oksigen pada gugus karboksilat dan atom karbon pada gliserol akan terpisah. Proses ini disebut “saponifikasi”. Atom oksigen mengikat sodium yang berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung dari rantai asam karboksilat akan larut dalam air. Garam sodium dari asam lemak inilah yang kemudian disebut sabun. Sedangkan gugus OH dalam hidroksida akan berikatan dengan molekul gliserol, apabila ketiga gugus asam lemak tersebut lepas maka reaksi saponifikasi dinyatakan selesai.
Trigliserida biasanya disebut juga “fat” atau lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar, dan disebut minyak (oil) bila pada suhu kamar berbentuk cair. Trigliserida tidak larut dalam air, hal ini dapat dibuktikan bila kita mencampurkan air dan minyak, akan terlihat keduanya tidak akan bercampur.
Sabun disebut sodium stearat dengan rumus kimia C17H35COO – Na + dan merupakan hydrocarbon rantai panjang dengan 10 sampai 20 atom Carbon. Dapat digunakan untuk membersihkan karena bersifat polar, merupakan komponen ionik yang larut dalam air dan tidak larut dalam larutan organik, yaitu minyak.
Lemak dan minyak yang digunakan untuk membuat sabun terdiri dari 7 asam lemak yang berbeda. Apabila semua ikatan karbon dalam asam lemak terdiri dari ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh, sedangkan bila semua atom karbon berikatan dengan ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh dapat dikonversikan menjadi asam lemak jenuh dengan menambahkan atom hydrogen pada lokasi ikatan rangkap. Jumlah asam lemak yang tak jenuh dalam pembuatan sabun akan memberikan pengaruh kelembutan pada sabun yang dibuat.
III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pemanas listrik, erlenmeyer, batang pengaduk, pipet tetes, corong, gelas piala dan tabung reaksi.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaOH 25 %, MgSO4, NaCl 25 %, FeCl3 5%, minyak tanah, etanol 95 %, minyak sayur dan CaCl2 5%
IV. Cara Kerja
A. Pembuatan Sabun
Minyak kelapa dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml, lalu ditambahkan 5 ml etanol dan NaOH 25% 5 ml. Kemudian diaduk dengan batang pengaduk, lalu dipanaskan di penangas air selama kurang lebih 20 menit sampai bau alkohol hilang. Setelah itu didinginkan lalu ditambahkan 37,5 ml NaCl jenuh dan endapan disaring lalu ditimbang.
B. Sifat Sabun
1. Zat pemulsi
a. Minyak sayur sebanyak 5 tetes dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 5 ml air dan dikocok. Kemudian diamati apa yang terjadi.
b. Minyak sayur sebanyak 5 tetes dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 5 ml air lalu ditambahkan sedikit sabun yang telah dibuat. Kemudian dikocok, diamati, dibandingkan dengan tabung pertama.
2. Reaksi dengan air sadah
Sabun yang telah dibuat diambil sepertiga spatula lalu ditambahkan 25 ml air kemudian dihangatkan.
a. Larutan diatas diambil 5 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes CaCl2 5 %. Dikocok dan diamati.
b. Larutan diatas diambil 5 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes FeCl3 5 %. Dikocok dan diamati.
c. Larutan diatas diambil 5 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes MgCl2 5 %. Dikocok dan diamati.
d. Larutan diatas diambil 5 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes air keran. Dikocok dan diamati.
C. Kebasaan
Dicatat pH dari larutan sabun yang telah dibuat dengan pH indikator.
V. Hasil dan pembahasan
Hasil
A. Pembuatan Sabun
Minyak kelapa 6,5 ml + etanol 5 ml + NaOH % 5 ml + 37,5 ml NaCl jenuh = didapatkan sabun sebanyak 3,63 gram.
B. Sifat Sabun
1. Zat Pengemulsi
a. Ketika minyak kelapa + air, terjadi dua lapisan yaitu lapisan atas minyak dan lapisan bawahnya air.
b. Ketika minyak kelapa + air + sedikit sabun yang telah dibuat terdapat buih dari campuran tersebut.
2. Reaksi Dengan Air Sadah
a. Ketika Larutan sabun 5 ml dicampurkan 2 tetes CaCl2 5 %, tidak ada buih.
b. Ketika Larutan sabun 5 ml dicampurkan 2 tetes FeCl3 5 %, tidak ada buih.
c. Ketika Larutan sabun 5 ml dicampurkan 2 tetes MgCl2 5 %, tidak ada buih.
d. Ketika Larutan sabun 5 ml dicampurkan dengan air keran, tidak ada buih.
Praktikum kali ini tentang pembuatan sabun atau saponifikasi. Sabun yang biasa di gunakan sehari-hari di buat dengan proses Saponifikasi yaitu dengan mereaksikan suatu asam lemak/minyak dengan basa alkali sehingga terbentuk sabun. Percobaan yang pertama adalah pembuatan sabun, yang dibuat dari Minyak kelapa 6,5 ml + etanol 5 ml + NaOH % 5 ml + 37,5 ml NaCl jenuh didapatkan sabun sebanyak 3,63 gram.
Percobaan kedua adalah sifat sabun. Pertama zat pengemulsi ketika minyak kelapa ditambahkan tidak tercampur karena minyak bersifat nonpolar dan air bersifat polar jadi antara minyak dan air tidak akan pernah bersatu. Kedua reaksi dengan air sadah, yaitu sabun yang telah kita buat direaksikan dengan CaCl2, FeCl3, MgCl2 dan air keran. Kesadahan berasal dari kata sadah yang berarti mengandung kapur, jadi kalau kesadahan air adalah adanya kandungan kapur yang berlebih pada air yang disebabkan oleh lapisan tanah kapur yang dilaluinya. Jenis sumber air yang yang banya mengandung sadah air tanah khususnya air tanah dalam. Air sadah dapat menyebabkan sabun sukar berbuih, hal ini diakibatkan oleh kandungan natrium stearat (C17H35COONa) dalam sabun yang beraksi dengan ion-ion Mg2+ dan Ca2+ yang memebentuk busa buih yang mengendap, adapun reaksinya :
Mg2+ (aq) + 2 C17H35COO- (aq) Mg(C17H35COO)2 (aq)
Ca2+ (aq) + 2 C17H35COO- (aq) Ca(C17H35COO)2 (aq)
Karena sabun diendapkan, maka busa sabun baru akan terbentuk bila semua ion-ion magnesium dan kalsium telah terendapkan. Ini berarti untuk mencuci diperlukan sabun dengan jumlah yang banyak. Air sadah seperti ini mengakibatkan:
1. Sabun sukar berbusa, sehingga konsumsi sab
un lebih tinggi untuk keperluan mandi ataupun mencuci,
2. Tidak enak diminum (ditelan terasa kasar pada tenggorokan),
3. Terbentuknya kerak pada katel (panci) pada waktu air tersebut dimasak, akibatnya peralatannya menjadi lebih tebal dan penggunaan energi untuk pemanasan air menjadi lebih banyak.
4. Pada industri yang menggunakan pipa-pipa untuk menyalurkan air, air sadah dapat menimbulkan penyumbatan pada saluran pipa.
5. Air sadah yang mengandung ion kalsium (Ca) jika dikonsumsi bersama asam oksalat yang banyak terdapat pada sayur bayam atau buah nanas akan dapat membentuk senyawa kompleks Ca-oksalat yang mengendap pada saluran kencing atau disebut batu ginjal.
Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion magnesium dan kalsium. Kesadahan tidaklah menguntungkan karena menurunkan tegangan permukaan air
VI. Kesimpulan
1. Sabun yang terbentuk dari percobaan sebesar 3,63 gram.
2. Air sadah dapat menyebabkan sabun sukar berbuih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar